Kenali 4 Fitnah dalam Surah Al-Kahfi

Surah Al-Kahfi

 
Barang siapa membaca surah Al-Kahfi pada hari Jum’at, niscaya akan memancar cahaya terang yang menyinari dirinya di antara kedua Jum’atí” (HR. Al-Hakim (2/399), Al-Baihaqi (3/249)

Pernah dengan hadis di atas? Atau saya ganti deh pertanyaannya, sudah rutin nggak baca Al-Kahfi di setiap hari Jum’at? Saya sendiri terkadang berfikir kenapa harus disunnahkan membaca surah Al-Kahfi setiap hari Jum’at? Memang ada apa dengan surah itu? Apa keisitimewaan dan pelajaran yang terkandung di dalamnya?
Ternyata jika kita membaca arti dari surah Al-Kahfi ini ternyata ada beberapa pelajaran penting di dalamnya, bahkan jika direnungi maknanya maka setidaknya ada 4 fitnah yang harus dikenalai manusia agar selamat di dunia lebih-lebih di akhirat. Apa saja? Mari kita bedah satu-satu.
1.    
1   1. Fitnah agama

Pada ayat 9 – 26 surah ini bercerita mengenai kisah Ash-habul kahf (penghuni gua). Dari kisah ini, Allah Ta’ala mengabarkan bahwa mereka adalah para pemuda yang menyelamatkan keyakinan dari kaum mereka yang telah terjerat oleh kesyirikan dan pengingkaran terhadap hari kebangkitan, supaya fitnah itu tidak menimpa mereka, sehingga mereka memutuskan untuk mengungsi di sebuah gua yang berada di gunung, dengan maksud menyembunyikan diri dari kaum mereka [Tafsîrul Qur`ânil ‘Azhîm (5/145), Tafsîr Sûratil-Kahfi, hlm. 22, www.almanhaj.or.id].

Sehingga yang menjadi pelajaran adalah jika muncul fitnah yang mengancam agama seseorang, maka disyariatkan bagi orang tersebut untuk menyingkir dari khalayak demi keselamatan agamanya. Dan di kabarkan oleh Allah, bahwa para pemuda Ash-habul Khafi melakukan hal tersebut dan tinggal di gua selama 309 tahun (Q.S 18:25).

2. Fitnah harta

Pada ayat 32 – 44 berkisah mengenai si kaya dan si miskin. Dikisahkan bahwa si kaya dan si miskin diberi kebun yang ditengah-tengahnya mengalir sungai sehingga menyburkan kebun-kebun mereka, namun karena terlena oleh banyaknya harta dan keturunan yang dimiliki maka si kaya berkata kepada temannya si miskin “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya” (QS. 18: 35) dan kemudian dia lanjutkan “dan aku kira hari kiamat itu tidak akan datang, dan sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada ini” (Q.S 18:36). Lihatlah fitnah harta dapat membutakan seseorang dari ketakutan akan hari akhir.

Allah menegaskan dalam surah yang sama ayat 46 bahwa “harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”.

Sehingga yang menjadi pelajaran adalah janganlah harta, keturunan dan kekuasaan menjadikan kita orang yang cinta dunia dan tidak mengutamakan akhirat. Gunakan harta sebaik-baiknya untuk menjadi bekal akhirat, hindari sifat kikir dan bermewah-mewahan.

3. Fitnah ilmu

Pada ayat 60 – 82 surah ini bercerita mengenai perjalan Nabi Musa a.s dan Nabi Khidir a.s. Dikisahkan bahwa nabi Musa a.s berjalan bersama pembantunya untuk mencari orang yang telah diajarkan ilmu yang benar oleh Allah swt. Untuk menjadi petunjuk baginya. Selama dalam perjalanan ada tiga tindakan yang dilakukan oleh Nabi Khidir a.s yang mebuat Nabi Musa a.s tidak sabar dan selalu memprotes, padahal sebelumnya Nabi Khidir a.s telah mengatakan bahwa kau (Nabi Musa a.s) tidak sanggup bersabar bersamaku (Q.S 18:67).

Ketiga tindakan nabi Khidir a.s adalah membocorkan perahu yang mereka tumpangi, membunuh seorang anak dan membetulkan dinding sebuah rumah. Nabi Musa yang merasa tidak mengerti dengan perbuatan, menjadi tidak sabar dan terus bertanya hingga akhirnya Nabi Khidir a.s menjelaskan alasan-alasan kenapa beliau melakukannya hingga sampa paa kalimat “... apa yang kuperbuat bukan menurut kemauanku sendiri. Itulah keterangan perbuatan-perbuatan yang engkau tidak sabar terhadapnya” (Q.S 18:82)

Pelajaran yang dapat diambil dalam kisah ini adalah jangan sampai karena kita sudah merasa berilmu sehingga menjadikan kita terfitnah dan menjadi pribadi yang sombong, berbangga diri dan tidak sabar terhadap sesuatu yang tidak kita ketahui. Ilmu yang hakiki adalah ilmu yang bisa mengantarkan kita kepada kehidupan dunia yang lebih baik dan kehidupan akhirat yang jauh lebih menyenangkan, yaitu surga.

4. Fitnah kedudukan

Pada ayat 83 – 98 surah ini bercerita tentang Zulkarnain yang diberi kedudukan kepadanya di bumi dan sikapnya terhadap Yakjuj dan Makjuj. Dikisahkan oleh Allah swt. bahwa Yakjuj dan Makjuj adalah yang melakukan kerusakan di bumi, sehingga ada suatu kaum yang meminta Zulkarnain untuk membuat dinding pemisah antara mereka dan akan memberi imbalan kepada beliau, namun apa kata Zulkarnain “apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadaku lebih baik dari pada (imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan, agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kau dan mereka.” (Q.S 18:95).

Masyaallah, lihatlah kedudukan di bumi yang diberikan oleh Allah kepada Zulkarnanin tidak menjadikannya berbangga diri, bahkan beliau mengatakan bahwa imbalan yang dijanjikan tiada apa-apanya dibanding yang diberikan oleh Allah  swt. Kepadanya. Beliau bahkan mengajak kaum tersebut untuk bekerja bersama-sama untuk membangun dinding pemisah tersebut.

Palajaran yang dapat diambil dari kisah ini adalah orang yang diberi kedudukan harusnya sadar bahwa jika bukan karena kuasa Allah maka dia bukanlah siapa-siapa. Kedudukan merupakan salah ujian dan fitnah terbesar manusia, terutama kaum lelaki. Kedudukan bukan untuk disalahgunakan tapi untuk membangun masyarakat yang lebih baik. Salah satu yang menark dari kisah ini adalah seorang pemimpin/memiliki kedudukan harus menjadikan masyarakat mereka sebagai teman bekerja bukan sebagai subjek penikmat hasil kerja saja.

Pola kepemimpinan harusnya sudah berbasis pelibatan (partcipate) masyarakat baik itu dalam penyusunan perencanaan sampai implementasi dan pengawasan kebijakan yang diberlakukan oleh pemimpin, masyarakat harus dididik bekerja bersama bukan menunggu dan pasrah terhadap kebijakan yang dibuat.

Nah sudah paham kan mengenai kenapa kita harus membaca surah al-kahfi, ternyata jika dicermati baik-baik maknanya, ternyata ada 4 fitnah besar yang selalu mengancam manusia dalam perjalanan hidupnya. Maka beruntunglah mereka yang selalu menjadikan Al-qur’an teman hidup dan selalu mengambil pelajaran dari setiap surah di dalamnya.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cara Super Mudah Memperbaiki Product Activation Failed pada Microsoft Office 2016

Fakta Karyawan ISP (Internet Service Provider )